Keramik: Material Abadi yang Bikin Ruangan Selalu Terlihat Rapi dan Elegan
Keramik udah lama jadi pilihan utama buat lantai dan dinding rumah. Yuk, bahas sejarah, proses pembuatan, jenis, sampai cara memilih keramik biar tampilannya tetap kece dan tahan lama.
Keramik: Dari Tanah Liat ke Estetika Rumah Modern
Pernah nggak sih kamu duduk di lantai ruang tamu, terus ngerasa adem banget walau siang lagi panas-panasnya?
Yup — itu salah satu “sihir” keramik.
Benda yang kelihatannya biasa ini ternyata punya cerita panjang dan peran penting di setiap rumah.
Aku dulu pikir keramik itu cuma soal motif — yang penting warnanya cocok sama tembok.
Tapi setelah belajar lebih jauh tentang desain interior, ternyata keramik itu lebih dari sekadar lantai atau dinding cantik.
Ia adalah perpaduan antara seni, sains, dan gaya hidup.
Apa Itu Keramik?
Secara sederhana, keramik adalah bahan bangunan yang dibuat dari tanah liat yang dibentuk, dikeringkan, lalu dibakar pada suhu tinggi.
Proses ini bikin keramik jadi keras, tahan lama, dan punya permukaan yang halus — kadang mengilap, kadang matte.
Di rumah, keramik paling sering dipakai buat lantai, dinding kamar mandi, dapur, sampai backsplash.
Sejarah Singkat Keramik
Keramik udah ada sejak ribuan tahun lalu — awalnya dipakai buat wadah dan peralatan makan di peradaban kuno.
Tapi di abad ke-20, ia berubah jadi elemen penting arsitektur dan desain interior.
Di Indonesia sendiri, keramik mulai booming di tahun 1980-an, waktu banyak rumah mulai beralih dari semen polos ke lantai berpola yang lebih rapi dan modern.
Cara Pembuatan Keramik
- Pemilihan bahan – biasanya tanah liat, pasir, dan feldspar.
- Pencampuran & pembentukan – dibentuk jadi ubin sesuai ukuran.
- Pengeringan – biar kadar air hilang.
- Pembakaran – di suhu tinggi (sekitar 1000°C).
- Pemberian glasur – lapisan pelindung biar mengilap dan tahan air.
Sekarang teknologi udah makin canggih, bahkan ada keramik digital printing yang bisa nyamain tekstur kayu atau batu alam — padahal dasarnya tetap tanah liat!
Jenis-Jenis Keramik
- Keramik lantai
Permukaannya lebih kasar biar nggak licin.
- Keramik dinding
Lebih tipis dan licin, fungsinya estetika.
- Keramik glossy
Berkilau, bikin ruangan tampak bersih dan luas.
- Keramik matte
Lebih natural dan elegan.
- Keramik granit
Lebih keras, mewah, dan tahan lama — tapi harganya juga lebih tinggi.
Kelebihan Keramik
- Tahan lama dan mudah dibersihkan
- Banyak pilihan motif & warna
- Tahan panas dan lembap
- Harga variatif, bisa disesuaikan dengan budget
Kekurangan Keramik
- Bisa retak kalau kena benturan keras
- Permukaan licin kalau basah (tergantung jenisnya)
- Pemasangan butuh tukang yang rapi, karena nat bisa mengganggu tampilan
Harga Keramik Paling Update
Harga keramik tergantung ukuran, motif, dan kualitas:
- Keramik lantai standar: Rp 60.000 – Rp 120.000/m²
- Keramik dinding: Rp 70.000 – Rp 150.000/m²
- Keramik granit: Rp 200.000 – Rp 400.000/m²
Kalau kamu suka gaya minimalis, pilih warna netral kayak putih, abu, atau beige. Tapi kalau mau suasana hangat, keramik berpola kayu bisa banget jadi opsi.
Cara Memilih Keramik
- Cocokkan dengan fungsi ruang.
Lantai kamar mandi ≠ ruang tamu. Pilih tekstur yang aman dan nggak licin.
- Perhatikan ukuran ruang.
Ruangan kecil cocoknya pakai ubin besar biar terkesan luas.
- Pastikan kualitas permukaan rata dan warna seragam.
Perawatan Keramik
Keramik sebenarnya nggak rewel.
Cukup disapu dan dipel tiap hari.
Tapi kalau kamu mau tampilannya tetap kinclong:
- Hindari cairan pembersih yang terlalu keras,
- Bersihkan nat secara berkala,
- Dan ganti keramik retak biar nggak merembet.
Penutup: Antara Adem, Estetik, dan Awet
Keramik itu ibarat jeans — klasik, fleksibel, dan selalu bisa masuk ke gaya apa pun.
Dari rumah minimalis sampai vila tropis, dari kamar mandi mungil sampai ruang tamu luas — dia selalu punya tempat.
Dan mungkin itu yang bikin keramik tetap bertahan sampai sekarang: karena di balik tampilannya yang sederhana, ada keseimbangan antara fungsionalitas dan keindahan yang nggak lekang waktu.